Namaku Andi, aku mahasiswa di salah satu PTN
top di Bandung. Sekarang umurku 20 tahun. Jujur saja, aku kenal seks
baru sejak SMP. Aku senang sekali ada situs khusus buat bagi-bagi
pengalaman seperti ini, sehingga apa yang pernah kita lakukan bisa
dibagi-bagi.
Awal aku mengenal seks yaitu saat secara tidak sengaja aku
buka-buka lemari di rumah teman SMP-ku dan menemukan setumpukan Video
VHS tanpa gambar di dalam sebuah kotak. Karena penasaran film apa itu,
kuambil satu dan langsung kucoba di video temanku di kamar itu yang
kebetulan sepi, karena temanku sedang les.
Kusetel film yang berjudul.. apa ya? aku lupa, ternyata itu film
dewasa (waktu itu aku belum banyak tahu). Aku cuma pernah dengar
teman-temanku pernah nonton film begituan, tapi aku tidak begitu
penasaran. Nah, saat itu aku baru tahu itu loh yang namanya BF.
Kebetulan itu film seks tentang anak kecil yang masih mungil bercinta
dengan bapaknya, oomnya, temannya dan lain-lain.
Dan aku ingin cerita nih pengalaman pertamaku. Kejadian ini terjadi
ketika aku masih SMA, di rumahku ternyata ada pembantu baru. Orangnya
masih lumayan kecil sekitar 12 tahun lah, tapi itu dia yang membuatku
suka. Aku itu suka sama wanitae imut-imut yang masih agak kecil mungkin
gara-gara video waktu itu (aku suka begitu melihat situs-situs tentang
Lolita, soalnya cewek-cewek di situs-situs itu masih imut-imut). Dan
yang paling membuatku terangsang adalah payudaranya yang masih baru
tumbuh, masih agak runcing (tapi tidak rata).
Setiap hari itu dia kerjaannya, biasalah kerjaan pembantu rumah
tangga, ya ngepel, ya mencuci dan lain-lain. Kalau aku sarapan, kadang
suka melihat dia yang sedang ngepel and roknya agak terbuka sedikit,
jadi tidak konsentrasi deh sarapannya karena berusaha melihat celana
dalamnya, tapi sayang susah. Untuk awal-awal aku hanya bisa minta
dibuatkan teh atau susu.
Lambat laun karena aku sudah ingin begitu melihat tubuhnya itu,
kuintip saja dia kalau sedang mandi. Tapi sayang karena lubang yang
tersedia kurang memadai, yang terlihat hanya pantatnya saja, soalnya
terlihat dari belakang. Kadang-kadang terlihat depannya hanya tidak
jelas, payah deh. Nah pada suatu hari aku nekat. Kupanggil dia untuk
pijati aku, oh iya nama dia Ine.
"Ine.. pijitin saya dong, saya pegel banget nih abis maen bola tadi", kataku.
"Iya Mas, sebentar lagi ya. Lagi masak air nih, tanggung", jawabnya.
"Iya, tapi cepet ya. Saya tunggu di kamar saya."
Cihuy, dalam hati aku bersorak. Nanti mau tidak dia ya aku ajak
begituan. Lalu kubuka bajuku sambil menuggu dia. Lalu pintuku diketok,
"Permisi Mas", ketoknya.
"Masuk aja Ne, nggak dikunci kok", lalu dia masuk sambil bawa minyak buat mijit.
Mulailah dia memijatku. Mula-mula dia memijat punggungku dan sambil kuajak ngobrol.
"Kamu sekolah sampai kelas berapa Ne?" tanyaku.
"Cuma sampai kelas tiga aja Mas, soalnya nggak ada biaya", jawab dia.
"Sekarang kamu umur berapa?" tanyaku lagi.
Dia menjawab, "Umur saya baru mau masuk 12 Mas."
"Udah gede dong ya", kataku sambil tersenyum.
Lalu aku membalikkan badan, "Pijitin bagian dadaku ya.." pintaku
sambil menatap memohon. "Iya mas", katanya. Dia memijati dadaku sambil
agak menunduk, jadi baju yang dia pakai agak kelihatan longgar jadi aku
bisa melihat bra yang dia kenakan yang menutupi dua buah payudara yang
masih baru tumbuh. Wah, kemaluanku jadi tidak karuan lagi rasanya. Dan
aku juga menikmati wajahnya yang masih polos itu. Begitu dia selesai
memijati dadaku, aku langsung bilang, "Pijitan kamu enak", terus aku
nekat langsung meraba payudara dia yang imut itu, tapi ternyata dia
kaget dan langsung menepis tanganku dan langsung lari dari kamarku. Aku
kaget dan jadi takut kalau dia minta berhenti dan bicara dengsn ibuku.
Gimana nich? aku langsung dihantui rasa bersalah. Ya sudah ah, besok
aku minta maaf saja dengan dia dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.
Benar saja, besok itu dia ternyata agak takut kalau lewat depanku. Aku langsung bicara saja dengan dia.
"Ne.. yang kemaren itu maaf ya.. Saya ternyata khilaf, jangan bilang sama Ibu ya."
"Iya deh Mas, tapi janji nggak kayak gitu lagi khan, abis Ine kaget dan takut", kata dia.
"Iya saya janji", jawabku.
Sebulan setelah peristiwa itu memang aku tidak ada kepikiran untuk menggituin dia lagi. Dan dia juga sudah mulai biasa lagi. Tapi pada suatu hari pas
aku sedang mencari celanaku di belakang, mungkin celanaku sedang
dicuci. Soalnya itu celana ada duitku di dalamnya. Yah basah deh
duitku. Eh, pas aku lewat kamar si Ine, kelihatan lewat jendela
ternyata dia lagi tidur. Rok yang dia pakai tersibak sampai ke paha.
Yah, timbul lagi deh ide setan untuk ngerjain dia. Tapi aku
bingung bagaimana caranya. Akhirnya aku menemukan ide, besok saja aku
masukkan obat tidur di minumannya. Dan aku menyusun rencana, bagaimana
caranya untuk memberi dia obat tidur.
Besok pas sedang makan dan kebetulan rumah sedang sepi, aku minta
dibuatkan teh. Setelah selesai dia buat dan diberikan ke aku.
Kumasukkan saja obat tidur ke teh itu. Terus manggil dia,
"Ne.. kok tehnya rasanya aneh sih?"
"Masa sih Mas?" kata dia.
"Cobain saja sendiri", dia langsung minum sedikit.
"Biasa saja kok Mas.." katanya.
"Coba lagi deh yang banyak", kataku.
Dia minum setengah, terus aku bilang,
"Ya udah yang itu kamu abisin saja, tapi buatin yang baru."
"Iya deh Mas, maaf ya Mas kalo tadi tehnya nggak enak", jawabnya.
"Nggak apa-apa kok", jawabku lagi.
Aku tinggal tunggu obat tidur itu bekerja. Ternyata begitu dia mau
buat teh baru, eh dia sudah ambruk di dapur. Langsung saja kuangkat ke
kamarku. Begitu sampai di kamarku, kutiduri di kasurku. Berhasil juga
aku bisa membawa dia ke kamarku, pikirku dalam hati. Lalu aku mulai
membukan bajunya, gile.. aku deg-degan, soalnya pertama kali nich!
Kelihatan deh branya, dan di dalam bra itu ada benda imut berupa
gundukan kecil yang bisa membuatku terangsang berat. Lalu kubuka
roknya, kelitan CD-nya yang berwarna krem. Tubuhnya yang tinggal
memakai bra dan CD membuat kemaluanku semakin tidak tahan. Tubuhnya
lumayan putih. Dalam keadaan setengah telanjang itu, posisi dia kuubah
menjadi posisi duduk, lalu kuciumi bibirnya, sambil meremas-remas
payudaranya yang masih agak kecil itu. Dan tanganku yang satu lagi
mengusap CD-nya di bagian bibir kemaluannya. Kumasukkan lidahku ke
mulutnya dan aku juga berusaha menghisap dan menjilati lidahnya.
Sekitar 10 menitan kulakukan hal itu. Setelah itu kubuka branya dan
CD-nya. Wow, pertama kalinya aku melihat seorang gadis dengan keadaan
telanjang secara langsung. Payudaranya terlihat begitu indah dengan
puting yang kecoklatan baru akan tumbuh. Bagian kemaluannya belum
ditumbuhi rambut-rambut dan terlihat begitu rapat.
Langsung kujilati dan kuhisapi payudaranya. Dan payudara yang satu
lagi kuremas dan kuusap-usap serta kupilin-pilin putingnya. Putingnya
tampak agak mengeras dan agak memerah. Setelah aku mainkan bagian
payudaranya, kujilati dari dada turun ke arah perut dan terus ke arah
bagian kemaluannya. Bagian itu kelihatan masih sangat polos, dan
terlihat memang seperti punya anak kecil. Kubuka kedua pahanya dan
belahan kemaluannya, begitu kudekati ingin menjilati. Tercium bau yang
tidak kusuka, ah kupikir peduli amat, aku sudah nafsu sekali. Kutahan
nafas saja. Kubuka belahan kemaluannya dan aku melihat apa yang di
namakan klitoris, yang biasanya aku melihat di situs-situs X, akhirnya
kulihat secara langsung. Lalu kujilati bagian klitorisnya itu.
Tiba-tiba dia mengerang dan mendesah, "Sshh.." begitu. Aku kaget hampir
kabur. Ternyata dia hanya mendesah saja dan tetap terus tidur. Ketika
aku jilati itu, ternyata ada cairan yang meleleh keluar dari
kemaluannya, kujilati saja. Rasanya asin plus kecut.
Nah sekarang aku dalam keadaan yang amat terangsang, tapi begitu
kuperhatikan wajahnya dan ke seluruh tubuhnya aku jadi tidak tega untuk
merebut keperawanannya. Aku kasihan tapi aku sudah dalam keadaan yang
amat terangsang. Akhirnya kuputuskan untuk masturbasi saja. Soalnya aku
tidak tega. Aku pakaikan dia baju lagi dan menidurkan di kamarnya. Yah,
aku melepaskan pengalaman pertamaku untuk bercinta dengan seorang gadis
mungil berumur 12 tahun! Tidak tahu deh aku menyesal atau tidak.
Setelah melepas kesempatan untuk bercinta dengan Ine. Aku jadi
kepikiran terus. Setiap aku apa-ngapain, selalu ingat sama payudara
mungilnya Ine dan daerah kemaluannya yang masih polos itu. Untungnya si
Ine tidak pernah merasa pernah di apa-apain sama aku. Dia selalu
bersikap biasa di depanku tapi akunya tidak biasa kala melihat dia.
Soalnya pikiranku kotor melulu.
Pelampiasannya paling aku masturbasi sambil melihat gambar-gambar
XX yang aku dapatkan dari situs-situs lolita. Tapi aku bosan juga dan
hasrat ingin nge-gituin si Ine semakin besar saja. Sepertinya aku sudah tidak tahan.
Akhirnya pada suatu waktu, aku mendapat kabar yang amat sangat bagus,
ternyata orangtuaku mau pindah ke luar negeri, karena bapakku ditugasi
ke luar negeri selama 2 tahun. Jadi, aku tidak perlu takut dia mengadu
sama ibuku, paling aku ancam sedikit dan aku kasih duit dia diam.
Setelah kepergian orangtuaku ke luar negeri, aku langsung punya banyak
planning untuk ngerjain dia. Yang pasti aku sudah malas membius-bius segala. Soalnya dia diam
saja, tidak seru! Ya sudah aku merencanakan untuk memaksa dia saja (eh,
kalau ini termasuk pemerkosaan tidak sih?).
Pada suatu hari, ketika Ine sedang mandi. Kuintip dia. Biasalah,
cuma kelihatan belakangnya saja, tapi aku jadi bisa mengantisipasi
kalau dia sudah selesai mandi langsung aku sergap saja. Untungnya
setelah dia selesai mandi, keluar kamar mandi menuju kamarnya hanya
memakai handuk saja tidak pakai apa-apa lagi. Begitu keluar kamar mandi
langsung kututup mulutnya dan kupeluk dari belakang, dia-nya
meronta-ronta. Cuma tenagaku sama tenaga anak umur 12 tahun menang mana
sih. Kubawa masuk ke kamar dia saja. Soalnya kalau ke kamar aku jauh.
Nanti kalau dia meronta-ronta malah lepas lagi. Pas masuk kamar dia
kujatuhkan dia ke kasur sambil menarik handuknya. Dia kelihatan
ketakutan sekali dengan tubuh tidak mengenakan apa-apa.
"Mas Andi, jangan Mas" mohonnya.
"Tidak apa-apa lagi Ne.. Paling sakitnya sedikit entar kamu pasti akan ngerasain enaknya", kataku.
Dia kelihatan seperti mau teriak, langsung saja kututup mulutnya.
"Jangan coba-coba teriak ya!" hardikku.
Dia mulai menangis. Aku jadi sedikit kasihan, tapi setan sudah menguasai tubuhku.
"Cobain enaknya deh.." kataku.
Sambil tetap menutup mulutnya kuraba dan kuelus payudaranya itu.
"Santai aja, jangan nangis. Nikmati enaknya kalo payudara kamu di elus-elus", kataku.
Setelah kulepas tanganku dari mulut dia, langsung kucium bibirnya.
Ternyata dia lumayan menikmati ciuman sambil payudaranya tetap
kuremas-remas. "Enak kan?" kataku. Dia diam saja. Terus kubuka CD-ku.
Kukeluarkan batang kemaluanku. Dia kaget dan takut.
"Tolong pegangin anuku donk.. dipijitin ya.." pintaku.
Pertama-tama dia takut-takut untuk memegang anuku, tapi setelah
lama dipegang sama dia, dia mulai memijiti. Wah, rasanya enak sekali
anuku dipijiti sama dia. Setelah itu dia kusuruh tiduran,
"Mas mau ngapain?" tanyanya.
"Aku mau ngasih sesuatu hal yang paling enak, kamu nikmatin aja" jawabku.
Kubuka belahan pahanya, pertama dia tidak mau buka, tapi setelah
kubujuk dia akhirnya membuka pahanya dan kujilati kemaluannya sampai ke
klitorisnya. Dia mendesah-desah keenakan. "Tuh kan enak", kataku.
Kujilati sampai keluar cairannya.
Aku merasa pemanasan sudah cukup, begitu kusiapkan batang
kemaluanku ke depan liang kemaluannya dia menangis lagi dan berbicara,
"Jangan Mas, saya masih perawan."
"Saya juga tau kok kamu masih perawan", jawabku.
Aku tetap bersikeras untuk menyetubuhinya. Pas aku mau mendorong
kemaluanku masuk ke dalam liang kemaluannya, eh dia meronta dan mau
lari. Dengan cepat kutangkap. Wah, susah nih pikirku. Kebetulan di
kamar dia kulihat ada tali untuk jemuran, kuambil dan kuikat saja
tangan dan kakinya ke tempat tidur.
"Aku tahu kamu masih perawan, abis gimana lagi aku udah amat terangsang", kataku.
Dia memandangku dengan tatapan memohon dan sambil dengan keluar air mata.
"Atau kamu lebih suka lewat pantat, biar perawan tetap terjaga?" tanyaku.
"Iya deh Mas, lewat pantat aja ya.. tapi tidak apa-apa kan Mas? Nanti bisa rusak tidak pantat saya?" jawabnya.
"Tidak apa-apa kok", jawabku.
Ya, sudah kulepaskan talinya. Aku tanya sama dia, dia punya lotion
atau tidak, soalnya kalau lewat pantat harus ada pelicinnya. Terus dia
bilang punya. Kuambil dan kuolesi ke pantatnya dan kuolesin juga ke
kemaluanku.
Langsung saja aku ambil posisi dan si Ine posisinya menungging dan
pantatnya terlihat jelas. Aku mulai masukkan ke pantatnya. Pertama agak
susah, tapi karena sudah diolesi lotion jadi agak lancar.
"Sslleb.. ahh.. enak sekali", jepitan pantatnya sangat kuat.
"Aduh.. Mas, sakit Mas.." rintihnya.
"Tahan sedikit ya Ne.." kataku.
Langsung saja kugenjot. "Gile banget, enaknya minta ampun.." Terus
aku berfikir kalau lewat kemaluannya lebih enak apa tidak ya? masih
perawan lagi. Ah, lewat kemaluannya saja dech, peduli amat dia mau apa
tidak. Kulepaskan batang kemaluanku dari pantatnya. Aku membalikkan
badannya terus kuciumi lagi bibirnya sambil meremas payudaranya.
"Udahan ya Mas, saya sudah cape.." pintanya.
"Bentar lagi kok", jawabku.
Setelah itu langsung kutindih saja badannya.
"Lho Mas mau ngapain lagi?" tanyanya sambil panik tapi tak bisa ngapa-ngapain karena sudah kutindih.
"Tahan dikit ya Ne.." kataku.
Langsung kututup mulutnya pakai tanganku dan batang kemaluanku
kuarahkan ke liang kemaluannya. Dia terus meronta-ronta. Ine menangis
lagi sambil berusaha teriak tapi apa daya mulutnya sudah kututup.
Akhirnya batang kemaluanku sudah sampai tepat di depan lubang
kemaluannya.
Aku mau masukkan ke lubangnya susahnya minta ampun, karena masih
rapat barangkali ya? Tapi akhirnya kepala kemaluanku bisa masuk dan
begitu kudorong semua untuk masuk, mata Ine terlihat mendelik dan agak
teriak tapi mulutnya masih kututup dan terasa olehku seperti menabrak
sesuatu oleh kemaluanku di dalam liang kemaluannya. Selaput dara
mungkin, kuteruskan ngegituin dia walaupun dia sudah kelihatan sangat kesakitan dan berurai air mata.
Kucoba lepas tanganku dari mulutnya. Dia menangis sambil mendesah, aku
makin terangsang mendengarnya. Kugenjot terus sambil kupilin-pilin
putingnya. Pada akhirnya aku keluar juga. Kukeluarkan di dalam luabang
kemaluannya. Pas kucabut kemaluanku ternyata ada darah yang mengalir
dari liang kemaluannya. Wah, aku merenggut keperawanan seorang anak
gadis.
"Ine.. sorry ya.. tapi enak kan. Besok-besok mau lagi kan.." tanyaku.
Dia masih sesenggukan, dia bilang kalo kemaluannya terasa sakit
sekali. Aku bilang paling sakitnya cuma sehari setelah itu enak.
Besok-besok dia aku kasih obat anti hamil dan aku bisa berhubungan
dengan dia dengan bebas. Ternyata setelah setahunan aku bisa bebas
berhubungan dengan dia, dia minta pulang ke kampung katanya dia
dijodohi sama orangtuanya. Kuberikan uang yang lumayan banyak. Soalnya
dia tidak balik lagi.
"Inget ya Ne.. kalo kamu lagi pingin begituan dateng aja ke sini lagi ya.."
Begitulah kisahku dan aku tetap suka sama cewek yang imut-imut.
Kenapa ya? apa aku fedofil? Tapi sepertinya tidak deh, Soalnya yang
kusuka itu harus punya payudara walaupun kecil. Jadi sepertinya aku
bukan pedofil, Ok.
0 komentar:
Posting Komentar